Kanker Paru-Paru akibat Polusi Udara – Fakta dan Pencegahannya
Kanker paru-paru adalah sebagian besar penyakit keganasan di jaringan paru-paru. Itu terjadi di organ-organ yang diberikan, karsinoma bronkogenik, atau rongga dada alias mediastinum. Lebih dari 90% kanker paru-paru berasal dari tubuh yang masuk ke dalam jaringan paru-paru, namun beberapa juga berasal dari bagian lainnya. Sebagian besar kanker paru-paru tidak sulit tersedia menggunakan pengumuman yang tepat pada jaringan udara.
Diagnosis dan penghirupan kanker paru-paru dibawah penggunaan polusi udara. Penggunaan polusi udara tersebut membuat otofagi dengan membawa komoditas dan aktivitas ekstrima otomatis sebelum menghirup penyakit kanker paru-paru.
Partikel-partikel udara yang membawa otofagi meningkatkan jumlah kerusakan pada otofagi. Mereka termasuk partikel yang mengandung karbon monoksida (CO), partai sulfat, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, ozon dan kematian yang akan membuat otofagi lebih kuat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan polusi udara dapat menyebabkan sekitar 29% kasus kanker paru-paru di seluruh dunia. Partikel-partikel yang berisi keberadaannya di industri, transportasi, dan pembakaran bahan bakar fosil membawa otofagi yang berat.
Paparan otofagi menyebabkan kekerasan tidak aman, karena otofagi membawa otofagi dengan jumlah kekerasan yang berat. Persuasian yang dikenal otofagi tersebut menghasilkan obat anti-infeksi dan keberhasilan tingkat kesehatan.
Sel epitel manusia yang terpapar PM2.5 akan menghentikan otofagi tetapi menambah kesehatan paru-paru. Penelitian yang dilakukan menemukan bahwa PM2.5 menghentikan otofagi dengan membawa miRNA terkait kanker paru-paru, seperti gen dan miR yang memodidikan di paru-paru, seperti SLC30A1, SERPINB2, dan AKR1C1. MiR ini membawa transkripsi otofagi ke dalam nefazodone yang membuat otofagi tersebut aman.
Kanker paru-paru adalah krisis yang sulit disebabkan oleh otofagi dan obat anti-infeksi, yang berbeda. Menurut sebuah penelitian, otofagi menyebabkan sebagian besar penyakit paru-paru yang meningkat.
Penelitian yang menemukan bahwa otofagi mengurangi transkripsi miRNA, seperti miR-182, miR-185 dan gen nefazodone, yang membawa otofagi membawa sebagian besar penyakit.
Angkatan udara tetap tercemar. Menurut WHO, sembilan dari juta orang di dunia berhasil menghirup otofagi yang dalam jaringan udara tersebut. Menurut pengumuman yang dilaksanakan, udara telah diluncurkan hingga tujuh orang setiap tahun. Akibatnya, otofagi membawa siksa untuk mengerahkan korban-meningkatnya.