INFORMASI SEPUTAR PENCEMANRAN UDARA DAN DAMPAKNYA TERHADAP KESEHATAN

29, Jan 2025
Pencemaran Udara di Indonesia dan Risiko Penyakit Jantung Koroner

Pemahaman Mendalam tentang Pencemaran Udara di Indonesia

Indonesia, negeri dengan populasi lebih dari 270 juta orang, menghadapi tantangan pencemaran udara yang serius. Menurut Laporan Kualitas Udara The World Air Quality Report, sebanyak 99% penduduk Indonesia terpapar polusi udara melebihi standar yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO). "Partikel mikroskopis, sering disebut PM2.5, adalah kontaminan utama yang berkontribusi terhadap polusi udara," kata Dr. Agus Dwi Susanto, pakar kesehatan lingkungan Universitas Indonesia.

Pencemaran udara di Indonesia sebagian besar disebabkan oleh pembakaran lahan dan hutan, pemakaian bahan bakar fosil, serta polusi dari kendaraan bermotor. Kegiatan manufaktur dan pembangkit listrik juga memberikan kontribusi. Menurut Dr. Agus, "Pencemaran udara ini, selain merugikan lingkungan, juga berdampak buruk bagi kesehatan manusia."

Hubungan Antara Pencemaran Udara dan Risiko Penyakit Jantung Koroner di Indonesia

Berkaitan dengan kesehatan, pencemaran udara di Indonesia memiliki risiko terhadap penyakit jantung koroner. WHO menyebutkan bahwa polusi udara dapat mempengaruhi kesehatan jantung dan pembuluh darah. "Paparan jangka panjang terhadap polusi udara dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner," kata Dr. Maria Neira, Direktur Departemen Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan WHO.

Partikel PM2.5 dapat masuk ke dalam aliran darah melalui paru-paru dan menyebabkan peradangan. Ini bisa mengakibatkan plak di arteri dan mempengaruhi fungsi jantung. Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa polusi udara juga dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu serangan jantung.

Terlepas dari gambaran suram ini, ada harapan. Upaya untuk mengurangi polusi udara, seperti penggunaan energi bersih dan kendaraan listrik, dapat memberikan manfaat besar bagi kesehatan publik. Tindakan cepat dapat mengurangi beban penyakit, termasuk penyakit jantung koroner.

Dr. Susanto menuturkan, "Pemahaman dan pembelajaran tentang polusi udara dan dampaknya pada kesehatan adalah langkah awal penting untuk mencari solusi dan mengurangi risiko." Oleh karena itu, pendekatan yang komprehensif dan kolaboratif dibutuhkan untuk mengatasi masalah pencemaran udara di Indonesia dan melindungi kesehatan masyarakat.

Akhir kata, mari kita sadari bahwa udara bersih adalah hak semua orang dan upaya bersama diperlukan untuk mewujudkannya. Sebuah lingkungan yang sehat bukan hanya akan membantu mengurangi risiko penyakit, tetapi juga memungkinkan Indonesa untuk tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.